Custom Search
Custom Search
----------------------------------------------- Blogger Template Style Name: Son of Moto (Mean Green Blogging Machine variation) Designer: Jeffrey Zeldman URL: www.zeldman.com Date: 23 Feb 2004 Updated by: Blogger Team ----------------------------------------------- */ /* Variable definitions ==================== */ /* Primary layout */ body { margin: 0; padding: 0; border: 0; text-align: center; color: #000000; background: #692 url(http://www.blogblog.com/moto_son/outerwrap.gif) top center repeat-y; font-size: small; } img { border: 0; display: block; } .clear { clear: both; } /* Wrapper */ #outer-wrapper { margin: 0 auto; border: 0; width: 692px; text-align: left; background: #ffffff url(http://www.blogblog.com/moto_son/innerwrap.gif) top right repeat-y; font: normal normal 100% tahoma, 'Trebuchet MS', lucida, helvetica, sans-serif; } /* Header */ #header-wrapper { background: #8b2 url(http://www.blogblog.com/moto_son/headbotborder.gif) bottom left repeat-x; margin: 0 auto; padding-top: 0; padding-right: 0; padding-bottom: 15px; padding-left: 0; border: 0; } #header h1 { text-align: left; font-size: 200%; color: #ffffee; margin: 0; padding-top: 15px; padding-right: 20px; padding-bottom: 0; padding-left: 20px; background-image: url(http://www.blogblog.com/moto_son/topper.gif); background-repeat: repeat-x; background-position: top left; } h1 a, h1 a:link, h1 a:visited { color: #ffffee; } #header .description { font-size: 110%; text-align: left; padding-top: 3px; padding-right: 20px; padding-bottom: 10px; padding-left: 23px; margin: 0; line-height:140%; color: #ffffee; } /* Inner layout */ #content-wrapper { padding: 0 16px; } #main { width: 400px; float: left; word-wrap: break-word; /* fix for long text breaking sidebar float in IE */ overflow: hidden; /* fix for long non-text content breaking IE sidebar float */ } #sidebar { width: 226px; float: right; color: #555544; word-wrap: break-word; /* fix for long text breaking sidebar float in IE */ overflow: hidden; /* fix for long non-text content breaking IE sidebar float */ } /* Bottom layout */ #footer { clear: left; margin: 0; padding: 0 20px; border: 0; text-align: left; border-top: 1px solid #f9f9f9; } #footer .widget { text-align: left; margin: 0; padding: 10px 0; background-color: transparent; } /* Default links */ a:link, a:visited { font-weight: bold; text-decoration: none; color: #669922; background: transparent; } a:hover { font-weight: bold; text-decoration: underline; color: #88bb22; background: transparent; } a:active { font-weight : bold; text-decoration : none; color: #88bb22; background: transparent; } /* Typography */ .main p, .sidebar p, .post-body { line-height: 140%; margin-top: 5px; margin-bottom: 1em; } .post-body blockquote { line-height:1.3em; } h2, h3, h4, h5 { margin: 0; padding: 0; } h2 { font-size: 130%; } h2.date-header { color: #555544; } .post h3 { margin-top: 5px; font-size: 120%; } .post-footer { font-style: italic; } .sidebar h2 { color: #555544; } .sidebar .widget { margin-top: 12px; margin-right: 0; margin-bottom: 13px; margin-left: 0; padding: 0; } .main .widget { margin-top: 12px; margin-right: 0; margin-bottom: 0; margin-left: 0; } li { line-height: 160%; } .sidebar ul { margin-left: 0; margin-top: 0; padding-left: 0; } .sidebar ul li { list-style: disc url(http://www.blogblog.com/moto_son/diamond.gif) inside; vertical-align: top; padding: 0; margin: 0; } .widget-content { margin-top: 0.5em; } /* Profile ----------------------------------------------- */ .profile-datablock { margin-top: 3px; margin-right: 0; margin-bottom: 5px; margin-left: 0; line-height: 140%; } .profile-textblock { margin-left: 0; } .profile-img { float: left; margin-top: 0; margin-right: 5px; margin-bottom: 5px; margin-left: 0; border:4px solid #8b2; } #comments { border: 0; border-top: 1px dashed #eed; margin-top: 10px; margin-right: 0; margin-bottom: 0; margin-left: 0; padding: 0; } #comments h4 { margin-top: 10px; font-weight: normal; font-style: italic; text-transform: uppercase; letter-spacing: 1px; } #comments dl dt { font-weight: bold; font-style: italic; margin-top: 35px; padding-top: 1px; padding-right: 0; padding-bottom: 0; padding-left: 18px; background: transparent url(http://www.blogblog.com/moto_son/commentbug.gif) top left no-repeat; } #comments dl dd { padding: 0; margin: 0; } .deleted-comment { font-style:italic; color:gray; } .feed-links { clear: both; line-height: 2.5em; } #blog-pager-newer-link { float: left; } #blog-pager-older-link { float: right; } #blog-pager { text-align: center; } /** Page structure tweaks for layout editor wireframe */ body#layout #outer-wrapper { padding-top: 0; } body#layout #header, body#layout #content-wrapper, body#layout #footer { padding: 0; } /*credits : http://trik-tips.blogspot.com */ #tabshori { float:left; width:100%; font-size:13px; border-bottom:1px solid #2763A5; /* Garis Bawah*/ line-height:normal; } #tabshori ul { margin:0; padding:10px 10px 0 50px; /*Posisi Menu*/ list-style:none; } #tabshori li { display:inline; margin:0; padding:0; } #tabshori a { float:left; background: url("http://kendhin.890m.com/menu/greenright.gif") no-repeat left top; margin:0; padding:0 0 0 4px; text-decoration:none; } #tabshori a span { float:left; display:block; background: url("http://kendhin.890m.com/menu/greenright.gif") no-repeat right top; padding:5px 14px 4px 4px; color:#fff; } /* Commented Backslash Hack hides rule from IE5-Mac \*/ #tabshori a span {float:none;} /* End IE5-Mac hack */ #tabshori a:hover { background-position:0% -42px; } #tabshori a:hover span { background-position:100% -42px; } -->

20 November 2008

Siapa yang masih memiliki hutan dunia?

POLEX: CIFOR's Forest Policy Expert Listserver Fast and effective policy alerts
Siapa yang masih memiliki hutan di dunia? Ketika Andy White dan Alejandra Martin dihadapkan pada pertanyaan tersebut dan mencoba menjawabnya dan kemudian ditulis dalam laporan tahun 2002 atas nama mereka sendiri, mereka mendapatkan bahwa 77 % hutan yang ada di seluruh dunia diatur dan dikelola oleh pemerintah. Namun demikian ada kabar baik yaitu adanya beberapa kawasan berhutan yang dirancang dan boleh digunakan oleh masyarakat lokal dan penduduk asli setempat yang beritanya gencar akhir-akhir ini.
Tahun ini, William Sunderlin dan rekan-rekannya memberikan data-data terbaru dalam laporan mereka yang berjudul: Dari bukan kepemilikan menjadi kepemilikan? Tantangan dan kesempatan dalam memajukan Reformasi Hak Kepemilikan Hutan (From Exclusion to Ownership? Challenges and Opportunities in Advancing Forest Tenure Reform. Temuan mereka membuat orang-orang yang berharap dapat melihat kemajuan pesat di masyarakat dalam hal pengaturan dan pengelolaan hutan menjadi merasa biasa saja atau tidak kaget. Sunderlin menemukan bahwa dari 30 negara yang memiliki hutan tropis maka hanya sedikit sekali yang bisa membuat perubahan nyata dalam masalah kepemilikan lahan hutan sejak dilakukannya kajian di tahun 2002. Sebagian besar berada di Amerika Latin.
Brazil sendiri tanpa negara lainnya mampu memberikan sumbangan bagi sebagian besar perkembangan dan kemajuan dunia dalam hal pemanfaatan dan kepemilikan lahan hutan. Hal ini disebabkan adanya kenaikan sebanyak 56% terhadap kawasan hutan yang boleh dimiliki atau dimanfaatkan oleh masyarakat dan penduduk asli setempat. Peru dan Bolivia mencatat peningkatan yang nyata. Kolumbia juga menunjukkan sedikit peningkatan. Di Afrika, masyarakat memperoleh sedikit hak pemanfaatan dan kepemilikan hutan di Tanzania, Sudan dan Kamerun. Namun, Zambia dan negara-negara di daerah Congo Basin yang secara virtual terdaftar tidak menunjukkan perubahan sama sekali. Di Asia, India menambahkan lebih dari 5 juta hektar ke kawasan hutan menjadi kawasan yang boleh dimanfaatkan oleh masyarakat dan penduduk asli setempat. Indonesia tidak menunjukkan adanya perubahan.
Bahkan di sejumlah kecil negara yang sudah melakukan pembaharuan (reformasi) menyangkut hak kepemilikan lahan, pemberian hak ini tidak menjamin kegiatan tersebut dapat terlaksana dengan baik dan tepat waktu. Seperti contohnya di Peru, pemerintah telah mengalokasikan kawasan hutan untuk eksplorasi tambang, gas dan minyak yang pada kenyataannya bertabrakan atau melanggar lahan hutan milik penduduk asli setempat di Amazon. Di Brazil, pemerintah dianggap gagal mencegah masuknya kegiatan illegal (melawan hukum) ke dalam kawasan hutan yang oleh pemerintah secara sah diperuntukkan bagi para penebang pohon, penggembala dan pengelola perusahaan. Meskipun istilah “ketika ada kemauan untuk mengakui adanya hak”, maka tidak selalu harus ada jalan: Reformasi kepemilikan lahan dapat bermanfaat jika kapasitas manusia juga mendukung serta dapat digunakan untuk memacu diakuinya hak-hak masyarakat.
Adakah alasan untuk menjadi optimis? Sunderlin menjawab “Ya”. Negara-negara yang ada di sepanjang rute dari Angola ke Venezuela banyak mengajukan perubahan-perubahan di bidang hukum dan kebijakan untuk memfasilitasi proses pengakuan hak masyarakat asli, masyarakat adat dan masyarakat biasa terhadap keberadaan hutan. Pembangunan yang sangat cepat akhir-akhir ini dapat menentukan tahapan-tahapan arah transisi kepemilikan lahan di masa mendatang. Terlebih lagi, semakin tingginya perhatian terhadap Reducing Emissions from Deforestation and Degradation (REDD) akan memberikan penambahan dana yang baru bagi kejelasan hak kepemilikan yang berkaitan dengan hutan.
Namun demikian, jika percepatan perubahan tidak dipacu and diperluas ke negara-negara lainnya, maka diperlukan waktu puluhan tahun untuk merubah terjadinya keseimbangan global kepemilikan hutan dari pemerintah ke masyarakat pedesaan. Menterjemahkan hak-hak masyarakat dari sebuah kertas menjadi aktivitas pengawasan masyarakat secara langsung di lapangan sama saja dengan menghadapi tantangan yang menakutkan, dan salah satunya akan tergantung dari adanya kelanggengan komitmen yang dibuat oleh para pewaris yang berpotensi, pemerintah, dan masyarakat internasional.

Sunderlin, William D.; Hatcher, Jeffrey and Liddle, Megan. 2008. From Exclusion to Ownership? Challenges and Opportunities in Advancing Forest Tenure Reform. Published by Rights and Resources Initiative. Buku tersedia di:
http://www.rightsandresources.org/documents/files/doc_736.pdf
Merasa tertantang untuk memberikan komentar tentang ulasan dalam artikel di atas? Tertarik untuk melihat komentar dari pembaca lain? Silahkan mengunjungi POLEX-Feedback di: http://www.cifor.cgiar.org/Publications/Polex/polexdetail.htm?&pid=809
The Center for International Forestry Research (CIFOR) membuat (CIFOR-POLEX) electronic listserver pada bulan Juli 1997, yang merupakan layanan informasi cuma-cuma bagi masyarakat hutan di dunia. Artikel CIFOR POLEX yang sebelumnya dapat diperoleh melalui website CIFOR
http://www.cifor.cgiar.org
Jika ingin menerima artikel CIFOR-POLEX dalam bahasa Inggris, Spanyol dan Indonesia, ataupun Jepang, Anda bisa mengirimkan pesan ke Ketty Kustiyawati at
k.kustiyawati@cgiar.org
Jika ingin berhenti atau keluar dari daftar anggota mail CIFOR-POLEX, silahkan menuliskan pesan: UNSUBSCRIBE POLEX ke
polex-leave@lists.cgiar.org atau menghubungi Ketty Kustiyawati di k.kustiyawati@cgiar.org

Tidak ada komentar: